BSOlTSClTpMoGfG5BUziTfdoGY==

Contoh Best Practice IPA Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas 8

Contoh Best Practice IPA Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas 8
smp2mtg

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas 8

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Sains atau IPA pada hakikatnya adalah sebuah batang tubuh pengetahuan (“a body of knowledge”), cara berpikir (“a way of thinking”), dan cara menyelidiki (“a way of investigating”). Penyelidikan yang dimaksud adalah untuk mencari tahu tentang kebenaran suatu konsep yang sudah ada atau dapat juga melakukan suatu penemuan konsep atau melakukan perbaikan terhadap konsep yang sudah ada.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif) yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi dalam mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Jadi, pembelajaran IPA telah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, bahwa sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (permendiknas nomor 20 tahun 2016).

Masalah yang ditemukan pada diri siswa SMP Negeri 2 Nanggulan adalah masih memandang bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang paling sulit. Hal ini terlihat dari minat belajar yang kurang, hasil ulangan harian rendah, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas rata-rata masih di bawah standar ketuntasan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa antara lain : (1) penyediaan buku panduan lembar kerja siswa, (2) penyediaan buku paket, dan (3) les tambahan sore hari. Namun, usaha yang telah dilakukan tersebut masih belum menunjukkan adanya peningkatan yang memuaskan.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah, antara lain : (1) metode pembelajaran yang digunakan masih monoton, misalnya dengan menggunakan metode ceramah yang kurang memanfaatkan media dan sumber belajar; (2) siswa kurang motivasi untuk mengerjakan tugas-tugas di rumah; (3) minat baca siswa masih rendah; (4) siswa masih pasif di dalam mengikuti pelajaran dan diskusi kelompok; (5) siswa takut untuk bertanya kepada guru pada saat proses belajar mengajar; dan (6) siswa tidak berani untuk tampil maju di depan kelas pada saat presentasi.

Pelaksanaan kegiatan mengajar dengan metode ceramah (metode konvensional) yang hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja akan menyebabkan siswa tidak berminat untuk memperhatikan pelajaran, sehingga mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa. Kondisi belajar yang demikian menuntut alternatif metode yang bisa membantu perbaikan untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif bekerja sama dengan teman yang lain dan juga dapat membangun pengembangan pengetahuan siswa. Salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah penerapan metode inkuiri

terbimbing. Peneliti memilih metode inkuiri terbimbing, karena metode ini mengajak siswa untuk lebih aktif dan membangun kemampuan berpikir siswa secara individu maupun kelompok, sehingga dengan diskusi yang membangun pengembangan pengetahuan siswa, diharapkan kemampuan siswa akan bertambah dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing diharapkan dapat menggairahkan siswa kelas VIII-C SMP N 2 Nanggulan di dalam mengikuti pelajaran IPA sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Selain itu, melalui metode inkuiri terbimbing ini, diharapkan pengetahuan siswa akan berkembang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah apakah pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan semester II tahun pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Strategi Pemecahan Masalah

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C, perlu adanya perubahan metode pembelajaran yang selama ini lebih dominan dengan menggunakan metode ceramah yang terkesan membosankan dan menjenuhkan. Untuk memecahkan masalah tersebut yaitu menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri atau metode penemuan adalah suatu pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk menemukan suatu konsep. Hendro Darmojo dan Jenny R.E. Kaligis (1992:36) membagi inkuiri menjadi tiga yang didasarkan pada tingkat keterlibatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu inkuiri bebas, inkuiri terbimbing dan inkuiri eksploratik. Pada pembelajaran IPA di kelas VIII C dikarenakan pelaksanaan pembelajaran masih melibatkan guru, maka metode inkuiri yang digunakan adalah metode inkuiri terbimbing. Metode ini dipilih dengan alasan agar mendapatkan efektifitas pembelajaran pada siswa SMP. Inkuiri terbimbing menempatkan siswa aktif untuk melakukan eksplorasi, observasi dan investigasi atas bimbingan guru.

Langkah – langkah yang dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menurut Wina Sanjaya (2011: 201-205) antara lain :

  1. Orientasi, yaitu langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsif. Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa siap menerima pembelajaran.
  2. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa kepada suatu persoalan yang harus diselesaikan. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir bagaimana pemecahannya. Dengan persoalan tersebut akan membawa siswa kedalam stategi inkuiri, yaitu melalui proses siswa memperoleh pengalaman yang berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.
  3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Siswa perlu dilibatkan merumuskan masalah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pada prinsipnya, setiap siswa memiliki kemampuan untuk melakukan hipotesis, oleh sebab itu potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak harus dibina. Agar siswa terdorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan yang merangsang siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau jawaban kemungkinan - kemungkinan jawaban yang terjadi dari persoalan yang dikaji. Hipotesis ini dilandasi cara berfikir rasional, sistematis dan didukung data dan informasi yang kuat.
  4. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis mengembangkan bagaimana siswa mencari tingkat keyakinan atas jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan sekedar argumentasi tetapi harus didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan

kesimpulan merupakan akhir pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa. Kesimpulan akan mengantarkan pengetahuan siswa dalam pengetahuan yang kuat. Guru berperan dalam pembentukan kesimpulan dengan memilah dan memilih antara data yang relevan dan tidak sehingga dapat ditarik kesimpulan akurat.

Pembahasan

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Di lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran IPA point pertama dijelaskan, yaitu melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, melaksanakan percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil pengamatan dan pengukuran dalam tabel dan grafik yang sesuai, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikannya secara lisan dan tertulis sesuai dengan bukti yang diperoleh. Hal ini selaras dengan pemilihan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan, yaitu metode inkuiri terbimbing. Karena metode inkuiri terbimbing memiliki kelebihan antara lain :
  1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan dan proses kognitif siswa apabila siswa dilibatkan secara terus menerus dalam
  2. pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing. Inkuiri dapat mempengaruhi pola pikir siswa dan siswa mengerti bagaimana belajar itu terjadi.
  3. Pengetahuan yang dibangun atas dasar menemukan sendiri bersifat lebih lama dan kukuh, mulai dari siswa menemukan pengetahuan, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali pengetahuan yang diperoleh.
  4. Strategi inkuiri memberikan semangat kepada siswa, misalnya siswa harus merasakan jerih payah dalam percobaan, terkadang siswa menemukan keberhasilan namun terkadang juga kegagalan.
  5. Metode inkuiri memberi kesempatan secara luas kepada siswa untuk bergerak maju sesuai kemampuan siswa tersebut.
  6. Metode inkuiri dengan sendirinya mengarahkan siswa untuk belajar, sehingga siswa terlibat dan bermotivasi, setidaknya siswa terlibat dalam kasus penemuan sesuatu.
  7. Metode inkuiri membantu penanaman kepribadian bagi siswa dengan bertambahnya keterampilan melalui proses-proses penemuan. Memungkinkan keterampilan tersebut dapat digunakan dikemudian hari.
  8. Sedikit maupun banyak, metode ini memberi kesempatan kepada guru dan siswa terlibat dalam pembelajaran. Guru dapat berpartisipasi menjadi sumber informasi dan teman belajar anak jika situasi penemuan belum diketahui sebelumnya.
  9. Membantu perkembangan mental siswa untuk mengurangi rasa ragu – ragu terhadap masalah untuk menemukan kebenaran melalui pembuktian ilmiah. (Suryosubroto, 2009:185-186).

B. Hasil yang Dicapai

Sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan, maka setelah pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan, difokuskan pada hasil belajar yang diperoleh siswa dari hasil ulangan harian dan dibandingkan perkembangannya setelah mengikuti tes ulangan tengah semester. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dipaparkan secara rinci proses pembelajaran yang dilakukan dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama pembelajaran.

Proses pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup (permendiknas nomor 65 tahun 2013).

1. Kegiatan awal / pendahuluan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran yaitu melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan prasyarat pengetahuan yang harus diketahui siswa (penilaian awal). Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran siswa, menumbuhkan kesiapan belajar siswa, menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkitkan motivasi belajar siswa, dan membangkitkan perhatian siswa.

Melaksanakan apersepsi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya yaitu tentang gaya, karena ada hubungannya dengan materi tekanan. Selanjutnya memberikan komentar terhadap jawaban siswa, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh peserta bisa.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti terdapat beberapa kegiatan inti pembelajaran, antara lain :
  1. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
  2. Melakukan pembentukan kelompok bersama siswa menjadi 8 kelompok, masing – masing beranggotakan 4 siswa, karena jumlah siswa kelas VIII C ada 32 siswa.
  3. Membagi lembar petunjuk kerja siswa yang berisi langkah – langkah kerja pada saat melakukan praktikum dan pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab siswa.
  4. Sebalum pelaksanaan praktikum, dijelaskan terlebih dahulu tujuan percobaan, alat dan bahan, serta langkah – langkah percobaan.
  5. Tanya jawab masalah dalam kehidupan sehari – hari yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian merumuskan hipotesis bersama siswa.
  6. Tiap – tiap kelompok melakukan percobaan untuk menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.
  7. Kesimpulan yang diperoleh dipresentasikan oleh masing – masing kelompok di depan kelas.

3. Kegiatan Penutup dan Tindak Lanjut

  1. Siswa diminta untuk menyimpulkan secara keseluruhan dari kegiatan yang telah dilakukan bersama teman-temannya dalam kelompok.
  2. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal evaluasi
  3. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan tugas rumah dan persiapan materi selanjutnya.
Adapun perolehan hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal evaluasi sebagai berikut :
  1. Nilai rata – rata = 43,59
  2. Nilai tertinggi = 100,00
  3. Nilai terendah = 10,00
  4. Jumlah siswa yang tuntas = 5 siswa
  5. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 27 siswa
Setelah siswa menempuh ulangan tengah semester genap, hasil belajar siswa yang diperoleh sebagai berikut :
  1. Nilai rata – rata = 72,66
  2. Nilai tertinggi = 95,00
  3. Nilai terendah = 50,00
  4. Jumlah siswa yang tuntas = 16 siswa
  5. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 16 siswa
Hasil belajar siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata – rata kelas dari 43,59 meningkat menjadi 72,66, dan jumlah siswa yang tuntas dengan KKM ≥ 75 juga menunjukkan adanya peningkatan, dari 5 siswa yang tuntas menjadi 16 siswa.

C. Kendala – kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan

Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan sudah menunjukkan hasil positif, setelah nilai ulangan harian dibandingkan dengan nilai ulangan tengah semester menujukkan adanya peningkatan. Namun demikian, di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing masih menemui kendala – kendala yang dihadapi, yaitu :
  1. Siswa tidak langsung memahami langkah – langkah kerja yang harus mereka lakukan pada saat praktikum, walaupun guru sudah menjelaskannya. Jadi, pada waktu pelaksanaan praktikum, guru harus mengawasi dan memberikan bimbingan secara langsung pada tiap – tiap kelompok.
  2. Siswa harus membuat media pembelajaran sendiri, seperti membawa batu bata dan lumpur sebagai alat dan bahan praktikum, karena tidak tersedia di laboratorium.
  3. Siswa terpaksa harus membuat alat percobaan sendiri sehari sebelum pelaksanaan praktikum, karena jumlah peralatan yang ada di laboratorium tidak mencukupi untuk semua kelompok.

D. Faktor – faktor Pendukung

Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, tentunya tidak lepas dari adanya faktor – faktor pendukung. Adapun faktor – faktor pendukung tersebut adalah :
  1. Siswa sangat antusias di dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan praktikum di laboratorium ataupun di luar kelas.
  2. Bahan – bahan yang digunakan sebagai media pembelajaran oleh para siswa sangat mudah didapatkan.

E. Alternatif Pengembangan

Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, agar hasil yang dicapai lebih optimal dan kendala yang dihadapi dapat lebih diminimalisir, untuk ke depannya dapat dilakukan pengembangan terhadap strategi yang telah diterapkan dengan alternatif sebagai berikut:
  1. Menyusun RPP dengan benar – benar sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.
  2. Menyusun lembar kerja yang mudah untuk dipahami oleh siswa.
  3. Menyiapkan alat dan bahan praktikum dengan jumlah yang mencukupi.

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang dicapai dan pembahasan tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan semester II tahun pelajaran 2015/2016 dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata penerapan metode inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA sangat cocok untuk diterapkan. Hal ini terbukti bahwa metode tersebut dapat memberikan kontribusi yakni adanya peningkatan dari hasil belajar siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat digunakan para guru, terutama guru yang memegang mata pelajaran exact. Namun demikian, tidak menutup bagi guru pada mata pelajaran yang lain untuk mencoba menggunakan metode inkuiri terbimbing di dalam pembelajarannya.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan temuan – temuan dari pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri terbimbing guna perbaikan pembelajaran di masa yang akan datang antara lain:
  1. Siapkan RPP yang benar – benar berjalan sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.
  2. Siapkan lembar kerja siswa dengan langkah – langkah kerja yang mudah dipahami siswa.
  3. Tuliskan pertanyaan – pertanyaan yang runtut sesuai dengan langkah – langkah pada pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.

Daftar Pustaka

Hendro Darmo dan Jenny R.E Kaligis (1992/1993). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
http://diansutiono.blogspot.co.id/2014/11/contoh-best-practice-penelitian.html
http://lastrawati.blogspot.co.id/2015/05/best-practice.html
http://ridwanmustofa2403.blogspot.co.id/2013/04/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran.html
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2016/07/14/permendikbud-no-20-21-22-dan-23-tahun-2016/
https://bagussmanemas.wordpress.com/2015/03/11/contoh-best-practice-guru-sma/
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Ed Revisi, Cet 2. Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Ed 1 Cet.8. Jakarta: Kencana


0 Komentar